WartaSurabaya
Home Informasi Mengkritisi Imperialisme Modern sebagai Bentuk Dominasi Barat

Mengkritisi Imperialisme Modern sebagai Bentuk Dominasi Barat

Imperialisme modern

Imperialisme adalah sebuah sistem politik yang bertujuan untuk menguasai negara atau wilayah lain untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan. Imperialisme dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern.

Imperialisme kuno adalah bentuk imperialisme yang dilakukan oleh bangsa-bangsa kuno, seperti Mesir, Yunani, Roma, Persia, dan lain-lain, yang didasarkan pada semboyan 3G (Gold, Glory, Gospel), yaitu mencari kekayaan, kemasyhuran, dan penyebaran agama.

Imperialisme modern adalah bentuk imperialisme yang muncul pada abad ke-18 hingga sekarang, yang didorong oleh motivasi ekonomi yang berkaitan dengan industrialisasi, perdagangan, dan modal.

Imperialisme modern dapat dilihat sebagai bentuk dominasi Barat terhadap negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Bangsa-bangsa Barat, seperti Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, dan lain-lain, memanfaatkan negara-negara tersebut sebagai sumber bahan mentah, pasar hasil industri, tempat investasi modal dan sarana penyebaran budaya.

Dalam prosesnya, bangsa-bangsa Barat melakukan berbagai bentuk eksploitasi, penindasan, dan intervensi terhadap negara-negara tersebut. Dampaknya adalah terjadinya ketimpangan ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan antara Barat dan negara-negara yang dijajah. Dalam artikel ini, kita akan mengkritisi imperialisme modern sebagai bentuk dominasi Barat dari berbagai perspektif.

Berbagai Macam Perspektif Terkait Imperialisme Modern

Perspektif Ekonomi

Dari perspektif ekonomi, imperialisme modern dapat dikritisi sebagai bentuk kapitalisme global yang menguntungkan Barat dan merugikan negara-negara yang dijajah Kapitalisme global adalah sistem ekonomi dunia yang didominasi oleh pasar bebas, perdagangan internasional, investasi asing langsung, dan perusahaan multinasional. Dalam sistem ini, Barat memiliki keunggulan kompetitif dalam hal teknologi, modal, infrastruktur, dan sumber daya manusia.

Sementara itu, negara-negara yang dijajah memiliki ketergantungan ekonomi terhadap Barat dalam hal bahan mentah, produk industri, utang luar negeri dan bantuan pembangunan.  Akibatnya adalah terjadinya ketidakadilan ekonomi antara Barat dan negara-negara yang dijajah. Beberapa contohnya adalah:

  • Barat mendapatkan keuntungan besar dari perdagangan internasional dengan mengekspor produk-produk industri dengan harga tinggi dan mengimpor bahan mentah dengan harga rendah dari negara-negara yang dijajah.
  • Barat mendapatkan keuntungan besar dari investasi asing langsung dengan menanamkan modal di negara-negara yang dijajah dengan syarat-syarat yang mengikat dan merugikan bagi pihak penerima.
  • Barat mendapatkan keuntungan besar dari perusahaan multinasional dengan memonopoli pasar dan sumber daya di negara-negara yang dijajah dengan cara-cara yang tidak adil dan tidak transparan.
  • Barat mendapatkan keuntungan besar dari utang luar negeri dengan memberikan pinjaman kepada negara-negara yang dijajah dengan bunga tinggi dan syarat-syarat yang memberatkan bagi pihak peminjam.
  • Barat mendapatkan keuntungan besar dari bantuan pembangunan dengan memberikan bantuan kepada negara-negara yang dijajah dengan syarat-syarat yang menguntungkan bagi pihak pemberi dan mengintervensi kebijakan-kebijakan di negara-negara penerima.

Perspektif Sosial

Dari perspektif sosial, imperialisme modern dapat dikritisi sebagai bentuk kolonialisme budaya yang menghancurkan identitas dan nilai-nilai sosial negara-negara yang dijajah. Kolonialisme budaya adalah proses penyebaran dan penggantian budaya Barat terhadap budaya lokal di negara-negara yang dijajah.

Dalam proses ini, Barat menggunakan berbagai media, seperti pendidikan, agama, bahasa, seni, hiburan, dan lain-lain, untuk mempengaruhi dan mengubah pandangan, perilaku, dan gaya hidup masyarakat di negara-negara yang dijajah.

Sementara itu, negara-negara yang dijajah mengalami krisis identitas dan nilai-nilai sosial akibat kehilangan budaya asli mereka. Akibatnya adalah terjadinya degradasi sosial antara Barat dan negara-negara yang dijajah. Beberapa contohnya adalah:

  • Barat menimbulkan rasa superioritas dan inferioritas di antara masyarakat dunia dengan menganggap budaya Barat sebagai budaya universal yang lebih maju dan modern daripada budaya lokal yang dianggap kuno dan terbelakang.
  • Barat menimbulkan rasa asing dan hilangnya rasa bangga terhadap budaya sendiri di kalangan masyarakat negara-negara yang dijajah dengan menanamkan budaya Barat sebagai standar dan acuan dalam berbagai aspek kehidupan5.
  • Barat menimbulkan rasa konflik dan disintegrasi di antara masyarakat negara-negara yang dijajah dengan mengabaikan dan menghapuskan keragaman budaya yang ada di negara-negara tersebut.
  • Barat menimbulkan rasa alienasi dan anomie di antara masyarakat negara-negara yang dijajah dengan merusak nilai-nilai sosial yang menjadi dasar bagi kehidupan bermasyarakat, seperti solidaritas, gotong royong, toleransi, dan lain-lain.
  • Barat menimbulkan rasa ketergantungan dan ketidakberdayaan di antara masyarakat negara-negara yang dijajah dengan menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru yang hanya dapat dipenuhi oleh produk-produk Barat.

Perspektif Politik

Dari perspektif politik, imperialisme modern dapat dikritisi sebagai bentuk neokolonialisme yang mengancam kedaulatan dan kemerdekaan negara-negara yang dijajah. Neokolonialisme adalah bentuk imperialisme baru yang dilakukan oleh Barat terhadap negara-negara bekas jajahan mereka dengan cara-cara yang lebih halus dan tidak langsung. Dalam hal ini, Barat menggunakan berbagai alat, seperti organisasi internasional, militer, diplomasi, intelijen, dan lain-lain, untuk mempengaruhi dan mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintah di negara-negara yang dijajah.

Sementara itu, negara-negara yang dijajah mengalami keterbatasan politik akibat tekanan-tekanan dari Barat. Akibatnya adalah terjadinya ketidakdemokratisan politik antara Barat dan negara-negara yang dijajah. Beberapa contohnya adalah:

  • Barat mendominasi organisasi internasional, seperti PBB, IMF, Bank Dunia, WTO, NATO, dan lain-lain, dengan menggunakan hak veto, kuota suara, syarat bantuan, sanksi ekonomi, dan lain-lain, untuk memaksakan kepentingan-kepentingan mereka kepada negara-negara anggota.
  • Barat melakukan intervensi militer terhadap negara-negara yang dijajah dengan alasan-alasan seperti melawan terorisme, menjaga perdamaian dunia, melindungi hak asasi manusia, dan lain-lain, untuk menggulingkan rezim-rezim yang tidak sesuai dengan kepentingan-kepentingan mereka atau mendukung rezim-rezim boneka yang tunduk kepada mereka.
  • Barat melakukan intervensi diplomasi terhadap negara-negara yang dijajah dengan menggunakan berbagai cara, seperti tekanan politik, ancaman militer, penawaran ekonomi, dan lain-lain, untuk mempengaruhi keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan keamanan nasional, hubungan internasional, dan hak-hak rakyat.
  • Barat melakukan intervensi intelijen terhadap negara-negara yang dijajah dengan menggunakan berbagai sumber, seperti agen rahasia, organisasi non-pemerintah, media massa, dan lain-lain, untuk mengumpulkan informasi rahasia, menyebarkan propaganda, memprovokasi konflik, dan lain-lain.

Kesimpulan

Imperialisme modern dapat dilihat sebagai bentuk dominasi Barat terhadap negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Imperialisme jenis ini memiliki dampak yang negatif terhadap negara-negara yang dijajah dari berbagai perspektif.

Dampak negatifnya adalah menimbulkan ketidakadilan ekonomi, degradasi sosial, ketidakdemokratisan politik, dan krisis lingkungan antara Barat dan negara-negara yang dijajah. Oleh karena itu, imperialisme modern perlu dikritisi dan ditolak oleh masyarakat dunia yang menghendaki perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan bagi semua manusia.

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad