WartaSurabaya
Home Trending Seluk-Beluk JMS, Sekte Sesat dalam In The Name of God: A Holy Betrayal

Seluk-Beluk JMS, Sekte Sesat dalam In The Name of God: A Holy Betrayal

Seluk-beluk JMS mulai menarik rasa penasaran banyak orang sejak serial Netflix “In The Name of God: A Holy Betrayal” viral baru-baru ini.

Ini adalah salah satu serial dokumenter berdasarkan kisah nyata yang memuat pengakuan para korban dari salah satu sekte sesat yang ada di Korea Selatan.

Seluk-beluk JMS

Aksi pelecehan seksual yang dilakukan pemimpin sekte sesat pada para pengikutnya ini menjadi bagian dari seluk-beluk JMS.

Sementara JMS sendiri adalah singkatan dari Jesus Morning Star,  sebuat sekte yang didirikan dan dipimpin oleh Jung Myung Seok.

Menurut Kanal @Korea Reomit, nama sekte ini seperti sengaja dimirip-miripkan dengan inisial dari Jung Myung Seok selaku pemimpin dari organisasi keagamaan ini. 

Padahal, arti dari nama sekte ini kedengarannya sedikit memaksa. Menurut korban yang diceritakan dalam serial tersebut. Jeong Myeong Seok adalah sosok yang sangat menyukai perempuan bahkan hingga melakukan tindakan menyimpang.

Awal Mula

Seluk-beluk JMS dimulai dari Jeong Myeong Seok yang awalnya mengakut agama kristen seperti Nasrani pada umumnya. Namun, mulai remaja, ia mengatakan bahwa dirinya terus mempelajari agama tersebut, dan disebut bisa ‘berbicara’ dengan roh Yesus.

JMS pun dimulai pada tahun 1980-an sepulangnya Jung Myung Seok terlibat dalam Perang Vietnam di tahun 1966. Ia dikabarkan mendirikan gereja dan komunitasnya sendiri yang diberi nama Christian Gospel Mission atau Providence dan Jesus Morning Star (JMS).

Jung Myung Seok dilaporkan melakukan pelecehan seksual pada 100 100 wanita anggota gerejanya di tahun 1999 silam. Namun seperti kebanyakan pelaku, ia pun tidak mengakui perbuatannya dan justru kabur ke luar negeri. Tindakan tak pantas ini pun kembali ia lakukan pada jamaahnya di Jepang dan Taiwan.

Ia pun akhirnya tertangkap setelah kabur selama 8 tahun oleh Kementerian Keamanan Publik China menangkap Jung Myung Seok di Beijing pada 1 Mei 2007. Atas perbuatannya ini, pemimpin JMS ini dijatuhi hukuman kurungan 10 tahun.

Baca Juga: PUBG Mobile Versi 2.5 Telah Hadir pada 16 Maret 2023

Di tahun 1970, Jung Myung Seok bergabung sebagai anggota Gereja Unifikasi bentukan Sun Myeong Moon. Meski di tahun 1980 sempat mendirikan Gereja Aecheon yang berafiliasi dengan Gereja Metodis. Gereja buatannya ini dikeluarkan dari keanggotaan Gereja Metodis.

Masih di tahun yang sama, Ia pun mengubah nama organisasinya dengan Asosiasi Kristen Internasional dan di Oktober 1999  menjadi Christian Gospel Mission.

Memiliki banyak nama, kadang kelompok ini juga menyebut dirinya sebagai Providence, Jesus Morning Star (JMS), dan The Bright Moon Church.

JMS memiliki lebih dari 100.000 pengikut di Korea Selatan dan lebih dari 10.000 pengikut di seluruh dunia, termasuk di Australia, Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Jerman, Afrika Selatan, Jepang, dan Taiwan.

Demikian seluk-beluk JMS, sekte sesat dalam “In The Name of God: A Holy Betrayal”. Sudah menonton serial Netflix yang satu ini?

Comment
Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ad